3 Hal tentang Kecemasan Anak Berpisah dari Bunda yang Bekerja

Categories: Artikel, Parenting
No Comments

Bunda, apakah kecemasan anak yang terjadi pada si kecil sering menghambat Bunda untuk bekerja di luar rumah? Kalau iya, coba baca artikel ini sampai selesai ya, karena kecemasan anak–meski wajar terjadi–tetapi sebaiknya jangan diremehkan ataupun diabaikan.

Misalnya saja contoh kasus ini. Sepertinya sih si kecil sudah terbiasa ditinggal Bunda untuk bekerja, tapi hari ini ada yang beda. Ia terus-terusan merengek, “Bunda nggak usah kerja! Bunda di rumah aja sama Adik. Biar Papa aja yang kerja!”

Wah, ada apa nih? Kok tiba-tiba jadi rewel? Nggak biasa-biasanya Adik protes seperti ini, padahal sudah biasa setiap pagi Bunda berangkat kerja ke kantor, dan Adik di rumah bersama pengasuh. Ah, mood dia aja kali ya, yang lagi jelek?

Nah, jika si kecil yang sudah biasa ditinggal bekerja tiba-tiba rewel enggak mau ditinggal, seperti kasus di atas, sebaiknya jangan Bunda abaikan. Meskipun masih anak-anak, mereka bisa kok punya alasan yang kuat untuk segala sesuatu yang mereka lakukan. Bukan sekadar “kepengin rewel” saja.

Lagi pula, menurut para ahli, adalah wajar jika kecemasan anak ini terjadi, apalagi ketika mereka berpisah dari ibunya. Kecemasan anak untuk berpisah ini biasanya ddimulai sebelum si kecil beranjak ke usia satu tahun, dan mungkin akan muncul sesekali–bahkan sering, tergantung tingkat ketergantungannya pada sang bunda–sampai ia mencapai usia lima tahun.

Jadi, meski biasanya santai atau anteng saja ketika Bunda berpamitan bekerja, bisa saja suatu hari ia akan rewel, minta ditemani, dan nggak membolehkan bundanya untuk pergi bekerja ke kantor. Asal masih dalam batas yang wajar, dalam arti ia masih bisa diajak bicara dari hati ke hati terutama jika Bunda menjelaskan kenapa Bunda harus bekerja?

Namun, Bunda perlu berhati-hati bila kecemasan anak ini agak berlebihan atau cukup tinggi intensitasnya. Beberapa hal berikut mungkin bisa jadi alasannya.

3 Hal yang Harus Diwaspadai jika Si Kecil Dilanda Kecemasan Anak

Perubahan rutinitas

Para Bunda Bekerja Mampu Memberikan 7 Nilai Ini pada Anak-Anak Mereka

Apakah pengasuhnya baru? Apakah ia baru saja kehilangan teman bermain? Apakah keluarga Bunda baru pindah tempat tinggal? Adakah sesuatu yang berbeda di sekitar si kecil yang baru, berbeda, atau berubah?

Jika memang ada sesuatu yang berubah atau berbeda dari biasanya ini, apakah perubahan itu membuat si kecil menjadi kurang nyaman?

Coba amati satu per satu berbagai kemungkinan yang terjadi ini ya, Bunda. Barangkali saja ada jawabannya ada di sekitar Bunda saat ini. Pahamilah alasan terjadinya kecemasan anak ini, agar kemudian Bunda bisa mencari solusi yang paling tepat.

Trauma

Adakah sesuatu yang dialami oleh si kecil sehingga membuatnya trauma? Bunda dapat memeriksa tubuhnya, apakah ada tanda-tanda luka, memar, ataupun bekas terbentur.

Bunda juga bisa mencari waktu yang tepat untuk bertanya pada si kecil, mengapa ia tak ingin Bunda pergi bekerja. Dari jawabannya, nanti Bunda akan bisa menyimpulkan apakah ada sesuatu yang cukup serius terjadi padanya hingga menimbulkan kecemasan anak, ataukah hanya reaksi sesaat.

Bunda juga bisa mengamati ataupun mengingat-ingat, apakah ada perubahan yang berarti dalam sikapnya sehari-hari. Misalnya saja, ia menjadi lebih pendiam dari biasanya, lebih pemurung, ataukah ia biasa-biasa saja dan tetap ceria.

Sikap dan perasaan Bunda sendiri

3 Hal tentang Kecemasan Anak Berpisah dari Bunda yang Bekerja

Yes, Bunda. Perasaan Bunda sendiri bisa juga berpengaruh sehingga menimbulkan kecemasan anak.

Ada kalanya para bunda bekerja ini merasa bersalah karena telah meninggalkan anak di rumah bersama pengasuh–meskipun ia sudah memastikan bahwa pengasuh memang benar-benar terampil mengurus anak-anak. Dan, kegelisahan ini bisa lo dirasakan oleh si kecil sehingga ia pun merasa berat melepas Bunda untuk pergi ke kantor.

So, kalau Bunda merasa ada sesuatu yang tidak biasa, jangan abaikan perasaan Bunda. Segera pelajari apa yang terjadi dan lakukan tindakan solutif yang paling tepat. Tapi, bila Bunda merasa semuanya baik-baik saja, hiburlah si kecil dan yakinkan bahwa Bunda akan pergi bekerja dan pasti akan pulang sore nanti. Setelah itu, ia dan Bunda bisa melakukan hal-hal menyenangkan bersama.

Jika rasa bersalah justru muncul dari diri Bunda, tenangkanlah diri Bunda lebih dulu. Yakinkan diri, bahwa Bunda berhak mengejar impian dan mengembangkan seluruh potensi yang Bunda miliki. Bahwa rasa bersalah telah meninggalkannya itu tak perlu ada. Percayalah bahwa ia akan baik-baik saja selama Bunda yakin pengasuhnya bisa dipercaya dan Bunda sendiri bahagia.

Kenapa Bunda Harus Bekerja
Buku Kenapa Bunda Harus Bekerja? ditulis oleh Bunda Santy Dwi Kristina

Nah, untuk menemani Bunda melewati hari-hari sibuk sembari mengasuh dan mendidik si kecil sebagai seorang ibu bekerja, ada buku Kenapa Bunda Harus Bekerja yang ditulis oleh Bunda Santy Dwi Kristina ini lo.

Dalam buku ini, segala macam perasaan bersalah, khawatir, galau, dan tidak percaya diri yang sering muncul di hati para bunda bekerja diulas tuntas. Percayalah, Bunda tak sendirian. Setidaknya ada Bunda Santy dan mungkin jutaan bunda lain merasakan hal yang sama.

3 Hal tentang Kecemasan Anak Berpisah dari Bunda yang Bekerja

Bunda bisa mendapatkan buku Kenapa Bunda Harus Bekerja? ini di toko-toko buku terdekat di kota Bunda, atau memesannya di Tokopedia dan Shopee. Atau, untuk mendapatkan diskon khusus, Bunda dapat juga memesannya langsung ke Stiletto Book melalui WhatsApp.

Jangan pernah merasa bersalah lagi ya, Bunda, jika Bunda pergi meninggalkan anak untuk bekerja. Kecemasan anak dan Bunda sendiri ini tak perlu ada kok, selama Bunda selalu bisa mengendalikan situasi agar selalu kondusif. Bukalah pikiran untuk belajar dari mana saja.

Your Thoughts