Pelita di Teras Rumah

Deskripsi

Sinopsis Pelita di Teras Rumah

“Saya sembunyi, di pinggir jalan, di balik tong-tong…. Mereka datang, tidak terlalu ramai, tapi mereka membawa beberapa orang bersama mereka. Mereka sangat kuat, sampai bisa memanggul beberapa orang sekaligus. Orang-orang itu mereka lemparkan ke tengah jalan. Beberapa di antaranya masih hidup. Dan, lihat itu…. Mereka mengeluarkan pedangnya…. Tidak! Jangan bunuh mereka… jangan bunuh!!” jerit Papa seketika mengagetkanku.

Aku menangis ketakutan, tapi aku tak ingin meninggalkan Papa di sana. Kugenggam tangannya cepat, berusaha menyadarkannya. Melihat kondisi Papa seperti itu, Dokter Putra langsung membangunkan Papa dari pengaruh hipnotisnya.

Saat Papa sudah sadar, aku bisa melihat sorot ketakutan terpancar di mata Papa yang menatap nanar ke sekeliling. Saat mata Papa bertemu pandang denganku, barulah sorot ketakutan itu sirna dan ia merangkul tubuhku erat.

Aku berusaha menahan isakku dan balas memeluk Papa erat. Aku tahu terapi ini sangat menyakitkan untuk Papa, tetapi Papa jualah yang ingin segera sembuh dan lepas dari keadaan itu. Aku tidak bisa membantu apa-apa, hanya bisa setia menemani Papa untuk pergi terapi setiap minggu, berharap keadaannya akan segera membaik.

 

Tahun 1999, pertama kali kutahu Papa menyimpan cerita kelam hingga ia harus melalui masa-masa terapi psikologis rutinnya. Belasan tahun kemudian, aku kembali ke sana, bumi Khatulistiwa yang menyimpan masa lalu Papa yang tak pernah luput ia kenang dengan hangatnya. Tak lagi ia merasa takut, seperti sebuah penerimaan tentang bagian yang pahit lalu diubah menjadi makna yang indah. Tentang rimba, perkampungan, dan persahabatan. Cerita hidup Papa yang tersisa di sana dan ceritaku yang kutinggal di sana.

Tentang pelita di teras rumah.

—-

Di mana beli buku ini?

• Pesan melalui CS Stiletto (WA: 0881-2731-411)
• Beli melalui marketplace:
  ✅✅ Tokopedia: penerbit stiletto book
  ✅✅ Shopee: Penerbit_StilettoBook