Berteman dengan Lawan Jenis, Bisa Nggak Ya?

Categories: Artikel, Panduan
No Comments

Hubungan platonik, katanya sih gitu. Yaitu hubungan pertemanan antara cewek dan cowok, tanpa melibatkan cinta. Stilovers pernah berada dalam situasi ini, berteman dengan lawan jenis? Ataukah termasuk mereka yang nggak percaya bahwa hubungan semacam ini tuh enggak pernah ada?

Jika kamu sekarang sedang berada dalam situasi ini, dan pengin membuat hubungan pertemanan dengan lawan jenis ini lancar dan sukses, berikut ada beberapa hal yang mesti kamu perhatikan.

7 Hal tentang Berteman dengan Lawan Jenis

Mempersiapkan Kehamilan, Fokuskan pada 5 Hal Ini Agar Program Hamil Berjalan Lancar

1. Tentukan perasaanmu

Lebih dulu tentukan perasaanmu padanya. Jawablah pertanyaan ini dengan jujur, “Apakah kamu percaya bahwa dia benar-benar hanya asyik dijadikan teman ketimbang pacar?”

Ya ataupun tidak, berikan alasannya. Jawaban jujur akan memudahkanmu untuk berteman dengan lawan jenis, Stilovers. Jika ragu, jangan-jangan kamu bisa jatuh cinta padanya, sebaiknya sih dipikirkan ulang deh, untuk menjalin hubungan platonik dengannya.

2. Luruskan niat

Sejak awal, luruskanlah niatmu bahwa hubungan yang terjalin murni persahabatan. So, bersikaplah selayaknya seorang sahabat.

Kunci sebuah hubungan–apa pun itu, termasuk jika kamu ingin berteman dengan lawan jenis–adalah kepercayaan. Apa pun yang diceritakan oleh seorang sahabat karena dia telah menganggapmu sebagai bagian dari hidupnya, jangan pernah diceritakan pada orang lain.

Sekali saja kamu mengkhianati kepercayaannya, jamin deh, dia enggak akan mau lagi bersahabat denganmu.

3. Bicarakan dengan pasangan masing-masing

Kalau kamu ataupun sahabat kamu itu sudah punya pasangan, maka bicarakanlah pertemanan ini dengan mereka. Kenalkan pada pasangan masing-masing, dan ajak pasangan ikut bergabung kalau kamu dan dia berencana untuk hangout bareng. Yakinkan bahwa kamu hanya berteman dengan lawan jenis, dan tidak ada yang lebih.

Berteman dengan Lawan Jenis, Bisa Nggak Ya?

4. Bebaskan cemburu

Hati-hati kalau kamu mulai cemburu jika dia mendekati gebetannya, atau mulai resah ketika dia mengatakan jatuh cinta pada orang lain. Karena itu tandanya telah tumbuh cinta di hatimu.

Jangan beri kesempatan rasa cemburu menguasai hati dan pikiranmu, Stilovers. Toh, kamu juga bisa pergi dengan siapa dan kapan saja juga, bukan?

Bagaimana jika dia yang cemburu? Ambil sikap tegas dan ingatkan bahwa hubunganmu dan dia hanya teman, jadi dia tidak berhak untuk cemburu.

5. Awas sentuhan

Aturan fisik perlu ditegaskan sejak awal, karena cukup sensitif. Maklum, terkadang kontak fisik ini bisa banget menimbulkan efek-efek “aliran listrik” itu, dan bisa membangunkan hormon yang sedang tidur.

Paling aman sih, hindari semua bentuk sentuhan fisik semaksimal mungkin, yang mengarah ke hal yang romantis. Misalnya, memeluk dan memegang tangan. Kalau secara refleks, kamu memukul lengannya ketika dia bercanda, itu sih masih oke ya. Tapi kalau dia mulai menggenggam saat nonton bareng film romantis, wah … itu sih tanda-tanda tuh.

6. Jaga privasi

Jangan intervensi ke dalam masalahnya, jika tidak diminta olehnya, dalam bentuk apa pun. Misalnya, memengaruhinya untuk memutuskan pacarnya. Duh, jangan ya, Stilovers.

Termasuk juga membuka-buka handphone-nya tanpa permisi, membaca email-emailnya, hingga mengintip isi dompet, itu semua sebaiknya jangan kamu lakukan.

7. Hadiah netral

Sahabat kamu itu berulang tahun dan kamu pengin memberi hadiah? Silakan saja, tapi pilihlah yang netral ya, dan nggak membuatnya berprasangka.

Misalnya saja, belikan CD artis idolanya. Atau belikan kaus bergambar karakter film kesukaannya. Tapi enggak perlulah, kamu beri dia sapu tangan dengan sulaman berbentuk hati yang kamu buat sendiri berminggu-minggu. No, it’s too much, kalau kamu hanya ingin berteman dengan lawan jenis, Stilovers.

Nah, yang pasti sih, memang sulit untuk tetap bisa berteman dengan lawan jenis, terutama yang sudah begitu dekat. Bisa, tapi sulit, namun bukannya enggak mungkin.

Marry Me Olivia
Marry Me Olivia, ditulis oleh Gunan Ariani

Kayak si Olivia dan Christian di novel Marry Me Olivia! nih. Mereka berdua sudah bersahabat sejak kecil, tumbuh bersama, SMA bareng, meski sempat terpisah kemudian. Saat mereka akhirnya bertemu kembali, tiba-tiba saja Olivia harus menikah dengan Christian.

Oh, betapa awkward-nya!

Meskipun kemudian Christian mengakui, kalau dia menyukai Olivia sejak mereka berdua masih SMA. Awww!

Terus, gimana caranya Olivia dan Christian masing-masing harus mengelola hati mereka dalam situasi teman jadi pasangan ini? Penasaran enggak sih? Siapa tahu kamu sekarang juga berada di situasi yang sama kan?

Baca novelnya yuk! Kamu bisa membeli Marry Me Olivia! di marketplace-marketplace terkenal, seperti Tokopedia dan Shopee. Atau, bisa langsung pesan saja ke Stiletto Book melalui pesan WhatsApp.

Your Thoughts