
Siapa sih yang nggak gemas melihat anak bayi? Saat melihat bayi teman, nggak jarang membuat Bunda jadi kepengin punya bayi lagi deh ya 🙂 Kayaknya seru gitu, kalau punya anak kedua. Rumah bakal jadi ramai. Dan, si sulung pun jadi punya teman bermain.
Bahkan ketika ada sahabat yang memberi kabar dia sedang hamil anak kedua, nggak jarang dalam hati kecil kita pun jadi berpikir, “Kapan ya, aku hamil lagi?”
Tap, ada baiknya jangan terburu-buru. Biasanya keinginan berdasarkan emosi itu nggak baik hasilnya. Ada banyak hal yang harus Bunda pikirkan terlebih dahulu masak-masak.
Merencanakan itu penting banget. Jadi, sebelum Bunda memutuskan untuk hamil lagi anak kedua, ada baiknya mempertimbangkan 5 hal ini terlebih dahulu!
1. Perhatikan riwayat kesehatan kehamilan sebelumnya
Proses melahirkan anak pertama pasti akan berpengaruh saat hamil anak kedua dan seterusnya.
Misalnya, jika Bunda melahirkan anak pertama melalui proses caesar, itu berarti idealnya Bunda bisa hamil lagi minimal 25 bulan, ada juga yang memberi saran 1,5 tahun atau 2 tahun.
Konsultasikan dengan dokter kandungan, bagaimana kondisi kesehatan Bunda dan bagaimana proses persalinan yang aman untuk anak kedua.
Kesehatan anak pertama akan sangat berpengaruh terhadap kesiapan Bunda sendiri untuk program anak kedua.
2. Siapkah support system Bunda?
Ini pertanyaan penting yang harus segera dipikirkan dan dicari solusinya.
Bagi Bunda bekerja, bagaimana nanti harus meninggalkan bayi dan juga si sulung? Apakah akan dititipkan ke daycare? Itu berarti biaya SPP akan bertambah dua kali lipat. Atau mungkin mau menitipkan mereka ke nenek dan kakek? Sanggupkah mereka mengasuh satu bayi dan satu balita? Ataukah perlu mencari pengasuh khusus?
Bagi Bunda yang tinggal di rumah, pertimbangkan apakah sanggup mengurus dua anak di rumah sendirian? Ataukah perlu juga menyewa jasa ART tambahan sekadar untuk membantu beberes rumah?
Jika memang support system Bunda sudah siap, maka tentu tak ada masalah lagi untuk bisa hamil anak kedua.
Yang penting, Bunda harus ingat. Jangan sampai nantinya malah menyalahkan keadaan karena Bunda nggak bisa bagi waktu, stres melihat rumah kayak kapal pecah, jadi nggak sabaran, gampang tersulut emosi. Hindari hal-hal buruk tersebut ya, Bunda.
Ini juga termasuk merencanakan akan seperti apa nanti saat kondisi melahirkan anak kedua tiba? Kalau dulu anak pertama Bunda masih bisa santai karena belum ada tanggungan. Suami dan orang tua bisa ramai-ramai menunggu Bunda di rumah sakit.
Nah, saat lahiran anak kedua nanti, anak pertama diurus siapa nanti? Hendak dibawa ke rumah sakit? Nanti si kecil bakal sama siapa, sementara mungkin suami sibuk mengurus administrasi sedangkan Bunda bersama si bayi?
Pikirkan dan rencanakan semuanya hingga ke detail ya.

3. Siapkah secara finansial?
Rezeki datang dari Tuhan. Dan, kita percaya, bahwa setiap anak memiliki rezeki yang berbeda. Selalu yakin, bahwa pasti rezeki itu tercukupkan jika kita mau berusaha.
Tapi, perlu digarisbawahi financial planning is a must!
Berapa bujet untuk melahirkan, membeli perlengkapan bayi, popok, biaya cek kesehatan, biaya obat-obatan, makan, imunisasi adalah sebagian kecil yang harus Bunda rencanakan hitung. Apalagi jika si kakak juga masih punya banyak keperluan untuk usianya yang masih balita juga.
Lalu, kalkulasi dengan pendapatan Bunda dan Ayah per bulan. Apakah mencukupi, lebih, atau kurang?
Jika selesai dihitung, terjadi defisit atas pendapatan per bulan, ada baiknya Bunda rencanakan ulang lagi program hamil anak kedua ini, atau cari pendapatan tambahan dari pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan di waktu senggang.
4. Usia
Bedanya perempuan dan pria itu, bahwa perempuan memiliki usia kesuburan, sedangkan pria, di usia berapa pun umumnya akan tetap produktif secara seksual.
Untuk kisaran usia subur perempuan ini ada beberapa versi. Tapi, idealnya ibu hamil itu maksimal di usia 35 tahun. Sedangkan, usia subur untuk hamil di kisaran 20 – 30 tahun.
Jika, Bunda menikah di penghujung usia 30 tahun dan mau memiliki anak lebih dari satu, ada baiknya memilih jarak usia anak pertama dan kedua agak dekat.
Namun demikian, teori medis memiliki patokan tersendiri mengenai jarak kehamilan antara anak pertama dengan anak kedua, ketiga dan seterusnya. Jarak ideal ini, dihitung sejak Bunda melahirkan sampai hamil kembali, adalah dua hingga lima tahun. Hal ini berdasarkan perhitungan secara medis dan psikologis.
Menurut perhitungan secara medis, waktu (minimal) dua tahun bisa memungkinkan bagi Bunda untuk melakukan persiapan kehamilan anak kedua, setelah pemulihan persalinan sebelumnya agar lebih baik. Penting bagi Bunda untuk segera pulih dan sehat kembali. Melahirkan dalam jangka waktu yang dekat akan memengaruhi kesehatan Bunda secara negatif.
Perhitungan dari segi psikologis, umumnya nih secara teori, anak mulai mengerti atau bisa menerima adanya adik ketika sudah berusia di atas dua tahun. Karena itu, jika Bunda hamil dan melahirkan anak kedua sebelum anak mencapai usia dua tahun, kemungkinan akan sulit bagi mereka untuk menerima ‘orang baru’ di tengah keluarga.

5. Manajemen waktu dan tenaga
Memiliki anak satu saja cukup menguras tenaga. Apalagi dua anak!
Jadi, ini penting untuk dipertimbangkan dan direncanakan sejak awal. Bagi Bunda bekerja, harus bisa menyediakan waktu untuk bersama keduanya selepas pulang kantor. Jangan sampai kesibukan kerja membuat Bunda melupakan kewajiban utama yaitu mengurus anak.
Begitu pun dengan Bunda yang stay at home, jangan karena sibuk dengan si bayi, si kakak dibiarkan main sendiri, omongannya nggak ditanggapi, dan sebisa mungkin hindari melampiaskan stres pada anak pertama.
Manajemen waktu ini bisa didiskusikan dengan suami. Apa yang bisa Bunda dan Ayah sinergikan saat mengurus anak? Apakah ketika Bunda memasak, Ayah menjaga anak-anak. Atau saat Bunda menidurkan si kecil, Ayah temani Kakak belajar dan bermain.
Kerja sama kedua orang tua bisa menyukseskan manajemen waktu ini. Ingat, tujuan utama manajemen waktu ini agar anak-anak mendapatkan curahan kasih sayang dan perhatian yang sama, nggak berat sebelah.
Nah, jika kelima hal di atas sudah Bunda pikirkan masak-masak, dan juga sudah ada solusi yang cukup matang, maka mulailah perjalanan program hamil anak kedua yang Bunda idamkan.
Pengalaman hamil sebelumnya bisa menjadi pelajaran berharga untuk bisa hamil anak kedua yang lebih sehat dan lebih baik. Pastikan Bunda punya panduan program hamil yang tepat, meskipun Bunda sebenarnya sudah pernah hamil anak pertama.

Buku Panduan Cepat Mendapatkan Buah Hati ini berisi berbagai tip program hamil yang sangat lengkap. Tak hanya bisa diterapkan jika Bunda sedang program hamil anak pertama, tapi juga ketika merencanakan kehadiran anak kedua.
Bunda bisa mendapatkan buku ini dengan memesannya melalui marketplace–Tokopedia dan Shopee. Atau bisa juga langsung memesannya langsung ke Stiletto Book dengan mengirimkan pesan WhatsApp. Mudah, bukan?